Assalamualaikum Wr. Wb
Sudah menjadi fithrah manusia, jika mengalami atau tertimpa suatu
musibah, maka dia akan berusaha menyelamatkan diri dengan segala cara
yang mungkin dilakukannya. Namun, ada juga sebagian orang yang pasrah,
berputus asa dan tidak mau mencari jalan keluar, akhirnya kebinasaan
menjadi pungkasannya. Ada juga yang tidak menyadari dirinya sedang dalam
musibah, sehingga tidak tergerak untuk mencari solusi, akhirnya
penyesalan pun tak terelakkan.
Pada saat ini, banyak sekali bahaya yang mengintai kita sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits tentang fitnah akhir zaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai rasul yang penuh kasih sayang kepada umatnya, tidak hanya
memberitahukan tentang fitnah ini saja, tapi juga memberitahukan
solusinya. Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan solusi yang tidak bisa ditawar-tawar. Kalau tidak, kesengsaraan mesti akan menimpa. Allah ‘Azza wa Jalla befirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا
يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى ﴿١٢٣﴾ٰ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ﴿١٢٤﴾ قَالَ
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا ﴿١٢٥﴾ قَالَ
كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ
تُنْسَىٰ
“Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang
mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta”. Berkatalah ia, “Ya Rabbku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat ?” Allah berfirman, “Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamupun dilupakan”. (QS. Thaha/20:123-126)
.
Kini, fitnah-fitnah itu sudah banyak sekali disekitar kita, siap
menerkam siapa saja yang lalai. Oleh karena itu, hendaknya kita
senantiasa waspada dan menjaga diri.
Diantara ujian-ujian itu adalah ujian harta. Diriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu anhu, dia mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi
umatku adalah harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibni Hibban dalam
shahihnya).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ
تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا
أَهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah! Bukan kefakiran yang saya khawatirkan atas kalian, namun
yang saya khawatirkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana
pernah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba
sebagaimana mereka. Sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa
sebagaimana mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Harta itu ujian dari semua sisi. Dimulai saat mengumpulkan dan
mengembangkannya, kesibukan ini sering melalaikan seseorang dari
beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Juga kegemaran menumpuk
harta yang tidak pernah bisa mencapai titik klimaks, diperparah lagi
dengan prilaku menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisinya. Harta
juga menjadi fitnah atau musibah bagi yang empunya saat harta
dibelanjakan di jalan yang tidak dibenarkan syari’at atau enggan
mengeluarkan zakat yang menjadi kewajibannya. Akibatnya, berbagai
keburukan pun bermunculan akibat harta.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Sungguh akan datang suatu masa, saat itu manusia tidak lagi peduli
dengan cara apa dia menghasilkan harta, apakah dari sesuatu yang halal
ataukah haram!” (HR. Bukhari).
Diantara ujian yang juga ada pada saat ini yaitu keburukan yang
datang melalui media elektronik dan media cetak. Karya tulisan
menyesatkan, foto dan gambar wanita dengan dandanan seronok, nyanyian
pembangkit nafsu syahwat, pentas yang sering membuat suatu keburukan
menjadi tidak jelas bahkan membalikkan fakta, yang buruk dianggap bagus
dan indah, semuanya ada di media. Terkadang suatu yang tidak pantas ikut
serta ditayangkan, seperti cara mencuri atau aksi kriminal lainnya.
Semua keburukan ini ditayangkan di berbagai channel tv, baik dalam
maupun luar negeri dan dengan mudah bisa diakses lewat internet.
Sehingga betapa sedih hati dan tercabiknya hati kita ketika mendengar
berbagai perbuatan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar yang bahkan
diantara mereka sangat muda belia dan seakan tidak bisa dipercaya kalau
dia melakukan kriminalitas yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh
orang dewasa.
Sebagian orang, na’udzu billah, merasa tidak cukup dengan berbagai
keburukan di atas, dia menambahkannya dengan membeli atau menyewa kaset
CD film porno yang sangat tidak layak lalu diputar di tengah
keluarganya. Tidakkah dia tahu keburukan di sekitarnya sudah begitu
banyak meski dia tidak menghendaki keburukan itu datang ke rumahnya ?
Ataukah dia merasa keburukan itu belum lengkap? na’udzu billah.
Dimanakah rasa cemburu itu dicampakkan ? Tidakkah para penyebar
keburukan ini takut ketika mereka dimintai pertanggungjawaban atas
beragam keburukan yang diakibatkan keburukannya ? Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberikan hidayah kepada kita semua untuk tetap istiqamah di atas jalan yang telah tetapkan syari’at.
Saat ini, betapa banyak rumah kaum Muslimin yang seharusnya bersinar
dengan dzikrullah justru hampa darinya. Rumah-rumah itu menjadi tempat
yang di senangi setan dan di jauhi para Malaikat pembawa rahmat. Bahkan
ada yang lancang mengundang para pemuda untuk serta begadang, pentas
atau menghidupkan budaya yang bertentangan dengan nilai agama.
Ini merupakan fitnah besar yang menimbulkan kekhawatiran yang harus
kita waspadai. Kita wajib menjaga anak-anak kita agar tidak terjebak
dalam perangkap setan. Hendaklah kita senantiasa memohon pertolongan
kepada Allah agar kita diberik kekuatan dan kesabaran.