Umat islam adalah pewaris risalah agung yang diturunkan Allah Swt. untuk mengeluarkan manusia dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang. Oleh sebab itulah, umat islam harus berpegang teguh dengan warisan Rasulullah Saw. mereka harus menyeru kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang mungkar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala. Siapa saja di antara umat islam yang menyifati diri dengan sifat tersebut, dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, maka dia akan termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung yang mendapat kemuliaan dan berhak mendapatkan pujian ilahi. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Ali ‘Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون َ
Artinya: “Dan
hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 104)
Adapun bagi
mereka yang enggan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, maka niscaya Allah
akan menimpahkan adzab dan siksaan yang pedih kepada mereka. Sebagaimana firman
Allah Swt. dalam surah Al-A’raf ayat 165:
فَلَمَّا
نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ
وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُون َ
Artinya: “Maka tatkala
mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan orang-orang
yang melaran dari perbuatan jahat dan kami timpahkan kepada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (QS. Al-A’raf
[7]: 165)
Dan dalam hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ahmad:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ
اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ
لَكُمْ
Artinya: Dari Hudzaifah bin Al-yaman
dari Nabi Saw. bersabda: “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya,
hendaklah kalian bersungguh-sungguh dalam menyeruh berbuat kebaikan dan
mencegah kemungkaran atau Allah akan menimpahkan siksaan kepada kalian dari
sisi-Nya, kemudian kalian berdoa kepada-Nya tetapi Dia tidak mengabulkan doa
kalian.”
Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, At-tirmidzi, dan Ahmad:
إِنَّ النَّاسَ، إِذَا رَأَوُا الْمُنْكَرَ لاَ
يُغَيِّرُونَهُ، أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَقَابِهِ
Artinya: “Sesungguhnya
manusia jika melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, maka Allah akan
meratakan kepada mereka adzab-Nya.”
Maka dari itu marilah kita senantiasa
menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar karena ini merupakan
salah satu kewajiban dan tanggung jawab setiap individu dari umat islam. Tidak ada
alasan seseorang mengatakan tidak sanggup melakukannya, karena dalam hadis Nabi
yang dirwayatkan oleh imam Muslim dikatan bahwa:
عن أبي سعيد الخدري رضي اللّه عنه قال: سمعتُ
رسولَ اللّه صلى اللّه عليه وسلم يقول: “مَنْ رأى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فإنْ لَم يَسْتَطِعْ فَبِلِسانِهِ، فإنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذلكَ أضْعَفُ الإِيمَانِ
Artinya: "Dari Abu Said Al-Khudri ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw
bersabda:” Siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah
merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya dan jika tidak
mampu dengan hatinya. Dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman.”
Dari hadis di atas jelaslah bahwa kita di perintahkan untuk
mencegah kemungkaran dengan tangan, yaitu dengan aksi yang nyata, seperti tidak menyediakan fasilitas/alat/sebab bagi
pelaku kemungkaran, menghalangi pelaku kemungkaran agar tidak melakukan
kemungkaran, merusak alat kemungkaran agar tidak dapat dipakai lagi, menghambat
atau mempersempit gerak pelaku kemungkaran agar tidak leluasa melakukan
kemungkaran. Jika tidak sanggup dengan lisannya, yaitu dengan
memberikan nasehat-nasehat yang mampu menyadarkannya. Jika tidak sanggup dengan
hatinya, yaitu dengan medoakan orang-orang yang senantiasa melakukuan
kemungkaran agar di berikan petunjuk oleh Allah Swt. Dan apabila itupun tidak
sanggup, hati seseorang tidak lagi bisa mengingkari kemungkaran, maka hal itu
menunjukkan hilangnya keimanan dalam dirinya. Dan ketika iman sudah hilang maka
ganjarannya adalah adzab dan siksaan yang pedih, mereka akan kekal di neraka
Allah Swt. semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan tersebut.
Sumber: RIYADHUSH SHALIHIN; IMAM An-Nawawi jilid 1 Bab 23 tentang Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. https://srigustiani.wordpress.com/hadits-amar-maruf-dan-nahi-mungkar
0 komentar:
Posting Komentar
Segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan.