Rasulullah di Mata Pemikir Barat



Nabi Muhammad Saw. adalah manusia pilihan Allah Swt. yang diutus untuk membawa aqidah islam di permukaan bumi untuk menyelamatkan manusia dari aqidah yang sesat. Perjuangan beliau dalam membawa aqidah islam ini tentu tidaklah  mudah, sangat banyak orang yang menolak ajaran rasulullah yang beliau bawah ini. Orang-orang yang menolak ajaran Rasulullah itupun melakukan berbagai tindakan agar Nabi Muhammad Saw. tidak lagi melanjutkan dakwanya dalam menyebarkan aqidah islam, beliau di terror, diancam untuk dibunuh, disiksa, dan masih banyak lagi permasalahan yang dihadapi beliau saat itu. Namun walau demikian itu tidak membuat beliau patah semangat dalam menyampaikan aqidah islam. Dan pada akhirnya perjuangan beliau membawa perubahan yang besar bagi umat islam di seluruh dunia, dan kehebatan beliau tidak hanya diakui oleh umat Islam saja tapi juga diakui oleh para pemikir barat. Berikut ini berberapa di antaranya:

1.    Michael H. Hart
Michael H. Hart (lahir 28 April 1932) dikenal sebagai astrofisikawan. Bukunya yang  terkenal adalah The One Hudred Greatest Men (100 0rang yang paling berpenagruh trehadap sejarah umat manusia) dan orang yang berada pada urutan pertama adalah Nabi Muhammad Saw. Hart bukanlah seorang muslim, ia seorang peneliti berkembangsaan Amerika dan beragama Kristen,namun ia menempatkan Nabi Muhammad Saw pada urutan pertama. Hart menulis “Muhammad adalah satunya-satunya orang dalam sejarah yang meraih kesuksesan absolut baik dalam urusan religious maupun dalam urusan duniawai. Ia menyeru manusia kepada Islam dan menyebarkannya sebagai salah satu agama besar. Ia juga memosisikan dirinya sebagai sorang politikus, pemimpin spiritual dan militer. Bahkan setelah 14 abad, pengaruhnya masih terus berlangsung.” Lebih jau lagi Hart menulis “ Bagi mereka yang percaya kepada pesannya, ia telah sukses menegakkan pemerintahan yang luas membentang dari perbatasan India hingga Laut Atlantik. Sejarah belum pernah melihat kekuasaan yang seluas itu. Mereka menyebarkan Islam di setiap negeri yang mereka masuki. Nabi Muhammad Saw. Adalah orang pertama dan satu-satunya yang bertanggung jawab terhadap penegakan fondasi islam dan hukum syariat.

2.    Thomas Carlyle
Thomas Carlyle (4 Desember 1795 - 5 Februari 1881) adalah seorang penulis satir dari Skotlandia, penulis esay, sejarawan, dan guru pada era Victoria. Ia berasal dari keluarga Kalvinis yang ketat, dan pada awalnya diharapkan mengikuti jejak orangtuanya dan menjadi pendeta, tetapi ketika kuliah di Universitas Edinburgh, ia berhenti menjadi orang percaya. Walaupun demikian, nilai-nilai Kalvinisme tetap ia pertahankan hingga akhir hidupnya.
Dalam salah satu bukunya yang berjudul Heroes ia memasukkan satu bab khusus tentang Nabi Islam. Ia memperingatkan para pembacanya agar tidak terpengaruh dengan kekeliruan pemahaman dan distorsi yang luas terhadap islam dan Nabinya. Ia berkata: “selama empat belas abad, pesan yang dibawa Muhammad Saw. Tetap menjadi sumber petunjuk bagi jutaan umat manusia. Jika demikan halnya apakah mungkin pesan-pesan ini, yang untuknya jutaan manusia rela hdup dan bersedia mati, bohong atau hampa? Pernahkah kita melihat seorang pedusta yang dapat menciptakan agama, dan menyebarluaskannya sebagaimana kasus islam? Pesan Muhammad tiada lain merupakan kebenaran, wahyu yang hak, cahaya bagi umat manusia. Ini merupakan perintah Allah, dan ia merupakan anugrah Allah yang diberikan-Nya kepada siapapun yang Dia inginkan.” Secara khusus Thomas Carlyle berbicara tentang Rasulullah Saw., “Aku menghormati Muhammad karena ia bersih dari segala bentuk kemunafikan, kesombongan, pretense, atau ketergiuran terhadap benda-benda duniawi. Ia adalah pribadi yang unuk dalam kebesaran jiwanya, berada di tengah pencipta alam semesta dan Makhluknya. Ia melihat rahasia alam semestam dibukakan kepadanya.”
Lebih jauh ia berkata, “suara Muhammad datang dari lubuk padang pasir, murni tanpa cela, ia masuk ke dalam sanubari manusia, dan berakar di sana. Muhammad tidaklah sombong atau merendah, ia menolak kebodohan masyarakatnya, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam cahaya illahiah. Dari posisinya yang bersahaja dan bajunya yang gerigis, ia menunjuk para raja dan penguasa, membimbingnya ke dalam jalan kebenaran, dan tidak menerima uang, status ataupun kehormatan. Ia hidup sebagai orang yang tidak terpukau oleh kehidupan duniawi, semata-mata mencari perlindungan Allah, bekerja menyebarluaskan agamanya, hingga Allah memperoleh kemenangan, menyebar dan berkembang.”

3.    Lord Headley
Rowland George Allanson Allanson-Winn, Baron Headley (19 Januari 1855 - 22 Juni 1935), juga dikenal sebagai Shaikh Rahmatullah al-Farooq , adalah seorang rekan Irlandia dan seorang muallaf terkemuka yang masuk Islam , yang juga merupakan salah satu anggota terkemuka Misi Muslim Woking bersama Khwaja Kamal-ud-Din . Dia juga memimpin British Muslim Society untuk beberapa lama, dia juga seorang penulis yang memandang Nabi Muhammad Saw. Secara jujur. Ia menulis “Aku berpikir dan berdoa selama empat puluh tahun agar ditunjukkan jalan kebenaran. Harus kuakui kunjunganku ke Timur Muslim mengisi hatiku dengan rasa hormat dan penuh keimanan kepada nabi Muhammad karena kesederhanaan dan kemudahannya, yang menuntun manusia untuk beribadah kepada Allah sepanjang hidupnya, tidak hanya pada hari Minggu. Aku bersyukur kepada Allah yang telah meberiku petunjuk kepada islam, yang berakar kuat dalam hatiku dan membuatku lebih tenang dan bahagia daripada sebelumnya. Aku berada di dalam kegelapan dan ketidaktahuan dan islam membawaku ke dalam cahaya pengetahuan.”
Mengenai pribdai Muhammad, Lord Headley berkata, “Nabi islam menekankan pentingnya perbedaan moral, dan setiap manusia dapat meraih kesempurnaan moral setahap demi setahap dalam hidupnya. Kita tengah berada di dalam situasi yang sangat memerlukan sebuah model yang dapat memuaskan kebutuhan kita di dalam kehidupan ini, dan pribadi nabi Muahammad, Nabi yang suci, memenuhi kebtuhan itu. Karena dialah cermin yang merefeleksikan pengertian, keramahan, kemuliaan dan keteguhan, keberanian, kesabaran, dan kesantunan, kebijakan pengampunan dan kerendahan hati, dan seluruh sifat-sifat penting yang diperlukan manusia guna meraih kesempurnaannya.

4.    René Guénon
René Jean Marie Joseph Guénon (15 November 1886 - 7 Januari 1951), juga dikenal sebagai'Abd al-Wāḥid Yaḥyá , ia lahir dalam keluarga Katolik Roma, ia adalah seorang penulis Prancis dan intelektual yang tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam ranah metafisika , telah menulis topik mulai dari sains suci dan studi tradisional , terhadap simbolisme dan inisiasi. Dalam salah satunya bukunya ia menulis ”Aku ingin menemukan teks wahyu yang dapat kupegang, yang belum pernah mengalami pemalsuan. Aku tidak dapat menemukannya, setelah melalui penelitian yang lama dan sulit, kecuali dalam Al-Qur’an suci. Ia merupakan satu-satunya teks yang memuaskanku dan mencukupkan kebtuhan dalam hatiku. Nabi Islam adalah Nabi yang kucinta dan di bawah petunjuknya aku menemukan kebahagian. Perkataan dan tindakannya memenuhi hatiku dengan kebahagiaan dan kepuasan spiritual. Tanpanya kemanusiaan akan jatuh ke dalam materialisme, ateisme, kebejatan dan kemunduran spiritual.

5.    Alphonse Dinet
Alphonse Dinet adalah pelukis internasional yang memeluk Islam setelah melalui perenungan dan pemikiran bertahun-tahun. Ia mengganti namanya menjadi Nasir Ad-Din (penolong agama) sebagaimana di kemudian hari dibuktikannya.
Dengan seluruh kemampuannya ia berusaha menyebarkan agama islam dengan mengoreksi kekeliruan dan distorsi terhadap kebenaran islam yang dilakukan dan disebarkan kaum orientalis. Ia menulis biografi Muhammad Saw. Yang didesikasikannya kepada para syuhada dalam perang besar. “Ajaran Muhammad,” tulisnya, “ tidak ada batasnya untuk dipikirkan. Seseorang dapat sepenuhnya menjadi muslim dan tetap sebagai pemikir bebas pada waktu yang bersamaan.”
Lebih jauh ia menulis: “Allah di dalam Islam tidak mengambil bentuk sebagai manusia atau bentuk-bentuk yang lain. Yahweh, tuhan orang Yahudi, yang mereka puja sebagai esensi yang murni , diwujudkan dalam derajat yang rendah dan sederhana. Demikian pula yang terjadi dalam Injil. Tidak demikian halnya di dalam Islam, Allah berbicara melalui Al-Qur’an dan Rasul-Nya, dan tidak ada pelukis yang mencoba melukiskannya, karena Allah yang Mahaagung, Mahamulia, tidak memiliki bentuk, tidak memiliki batas, dan tak sesuatu pun yang menyerupainya.” Ialah Allah yang Maha Esa. Allah yang kekal tempat meminta. Tiada ia beranak dan tidak diperanakkan. Tiada seorang pun yang sama dengan-Nya (Q.s Al Ikhlas [112]: 1-4)

6.    Leo Tolstoy
Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy (9 September 182820 November 1910), pengarang besar Rusia melihat musuh-musuh Islam meluncurkan serangan mereka dengan melakukan distorsi terhadap islam dan Nabi Saw. “telah niscaya,” tulis Tolstoy, “Nabi ini adalah pembaharu terbesar dan pelayanannya terhadap umat manusia tidak tertandingi. Cukup bila dikatakan bahwa ia memberi petunjuk umatnya ke dalam cahaya kebenaran  dam membimbing mereka ke dalam kedamaian dan menghentikan pertumpahan darah. Adalah cukup terhormat baginya untuk membukakan pintu menuju kemajuan, prestasi besar yang halnya dapat diraih oleh seseorang yang diberikan kekuatan supramanusiawi, kebikjasanaan, dan pengetahuan. Oleh keyataan-kenyataan ini, ia lebih patut untuk menerima pujian, penghormatan dan kekaguman kita.

7.    Roger Garaudy
Roger Garaudy (17 Juli 1913 – 13 Juni 2012) adalah seorang sosialis dari Prancis, filosof dan sosiolog Marxis, dan mantan anggota Parlemen Prancis yang diberkahi petunjuk Islam setelah melakukan pengkajian terhadap berbagai agama, ideology dan kepercayaan yang telah menghabiskan separu usianya
Ketika kembali kepada islam dan mulai memahami hakikat kebenarannya, ia menolak yang lain dan menyatakan bahwa ia tidak akan berdiam diri lebih lama lagi. Ia menegaskan bahwa islam adalah agama yang benar dan satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan manusia dari kegelapan jahiliyah yang telah melahirkan bentuk-bentuk keimanan yang keliru dan ideologi yang menyesatkan.
Lebih jau ia berbicara tentang islam dan masa depannya: “arus peradaban masa depan akan datang dari islam, baik sebagai doktrin ataupun sebagai cara hidup.”
Ia berbicara tentang toleransi islam “Al-Qur’an mengenal para ahli kitab para pengikut Injil dan Taurat dan memberi mereka kebebasan untuk memilih agamanya atau agama islam. Nabi Muhammad Saw. bersabda “Tak satupun orang bukan Arab yang lebih baik dari ornga Arab kecuali karena kualitas ketakutan mereka kepada Allah.
Menurut Graudy “Di dalan islam, orang dibedakan satu dengan lainnya karena ketakwaan mereka terhadap Allah Swt. bukan oleh kekayaan, status atau keturunan. Semua manusia sama posisinya di hadapan Allah. Di dalam islam tidak adak kelompok prasangka, orang-orang yang terpilih, ras yang memiliki keistimewaan di atas ras yang lainnya. Islam adalah keimanan persaudaraan, solidaritas social, dan persamaan dalam berbagai bentuknya. Islam tidak membutuhkan kekuasaan atau senjata untuk menyebarkan agamanya, karena hakikat, hukum, toleransi, dan teladan agung yang diperlihatkan Rasulullah Saw. telah menemukan jalannya ke hati manusia.
Graudy kemudian mengutip hadis Nabi Saw. “kita telah kembali dari jihad kecil dan akan kembali dari jihad besar” jihad melawan hawa nafsu, ego, dan tedensi-tedensi yang mengarah pada ketidakadilan, kecemburuan, pujian, kelemahan, dan kecintaan duniawi. Kemudian ia menunjukkan “Ajaran besar Nabi Saw. adalah pelajaran penting bagi mereka yang secara revolusioner ingin mengubah semuanya dan segala sesuatu kecuali dirinya.”
Graudy menyebutkan sejumlah hadis, yang menjelaskan keindahan dan kemuliaan manusia yang dicontohkan kaum Muslim. Secara khusus ia merujuk kepada hadis berikut “Tak satupun di antara kalian disebut sebagai seorang yang sungguh-sungguh mukmin kecuali telah mampu mencintai saudaranya melebihi kecintaan terhadap dirinya.” Lalu “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat jahat, atau menipu, atau berdusta, atau memandang rendah kepada muslim lainnya.”
Hadis lain yang dikutipnya, “orang-orang mukmin adalah seperti bangunan, yang masing-masing bagiannya saling menguatkan.” Graudy kemudian berkata “hadis ini membentuk sebuah konstitusi pemahaman yang harus dipegang umat Muslim sepanjang hidupnya, sebagai umat yang memiliki tujua-tujuan yang mulia yang mendasarkan dirinya pada prinsip-prinsip utam. Ia adalah sebuah konstitusi yang melindungi hak-hak mereka dan meletakkan dasar-dasar persahabatan sejati yang membentuk hubungan yang kuat di antara orang-orang mukmin dan menjadikan mereka benar-benar seperti sebuah bangunan yang masing-masing bagiannya saling menguatkan satu sama lain.”

8.    Bosworth Smith
Pada tahun 1874, Bosworth Smith, seorang professor di Universitas Oxford, menyampaikan kertas kerja berjudul “Mohammed and Mohammedanism”. Di dalamnya ia menulis “dalam tulisan sejarawan-sejarawan awal yang meyebutkan subjek Muhammad dan pesannya, kita tidak menemukan legenda-legenda, fantasi-fantasi atau peristiwa-peristiwa yang mustahil. Segalanya sejernih kristal, bagai cahaya matahari pagi menyinari alam ini. Sungguh mengherankan tak satupun tokoh sejarah ditulis begitu banyak seperti Muhammad Saw.”

9.    David S. Margoliouth
Di dalam bukunya, Mohammed and the Rise of Islam, yang dipublikasikan pada tahun 1950, salah satu volume dari seri Great Men of History, Margoliouth menulis “sungguh mustahil menghitung semua orang yang pernah menulis tentang Muhammad. Bagi mereka yang merupakan suatu kehormatan jika dapat mencatatkan nama mereka di antara nama-nama yang pernah menulis tentang hidup Rasulullah Saw.”
Majalah Al-Muqtabas yang dieditori Muhammad Kurd Ali sekitar delapan puluh tahun yang lalu, menyebutkan jumlah buku biografi Nabi Saw. yang dipublikasikan dalam bahasa Eropa mencapai 1300 buku. Jumlah ini tidak termasuk buku yang dipublikasikan dalam masa delapan puluh tahun terakhir di dalam bahsa-bahasa non-Eropa atau biografi-biografi Muhammad Saw. yang ditulis dalam bahasa Arab.



Sumber: Bagaimana Mengajar Anak Anda Mecintai Rasulullah (Dr. Muhammad Abdu Yamani), https://id.wikipedia.org

0 komentar:

Posting Komentar

Segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan.