Nabi Nuh a.s termasuk keturunan ke-10 Nabi
Adam a.s. Beliau menjadi rasul selama 950 tahun berdasarkan QS. Al-Ankabut/29:14,
beliau diutus oleh Allah untuk menyeru umat manusia agar menyembah dan
bertaqwa kepada Allah swt. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Nuh/71: 1-4:
اِنَّآ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اَنْ اَنْذِرْ
قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۙ
اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوْهُ وَاَطِيْعُوْنِۙ
يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ اِلٰٓى
اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَاۤءَ لَا يُؤَخَّرُۘ لَوْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya (dengan perintah), “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya
azab yang pedih.”
2. Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku!
Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
3. (yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya
dan taatlah kepadaku,
4. niscaya Dia
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu)
sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila
telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.”
Tiada henti-hentinya Nabi Nuh a.s menyeru kepada kaumnya, semua janji-janji
Allah yang berupa ampunan, pahala, dan siksaan disampaikan kepada kaumnya
dengan penuh ketabahan dan kebijaksanaan. Namun semua seruan Nabi Nuh diabaikan,
dan kaumnya justru semakin jauh dari kebenaran dan petunjuk Allah swt. dan
banyak di antara pemimpin-pemimpin mereka yang kafir selalu menghina, mengejek
dan menertawakan seruan Nabi Nuh a.s, mereka tidak mau mendengar dan memandang
Nabi Nuh a.s yang membawa wahyu Illahi. Setiap diperingati oleh Nabi Nuh ia
justru menutup kedua telinganya, dan menutup wajahnya dan mereka berpaling
dengan sombongnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Nuh/71: 5-7:
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا
وَّنَهَارًاۙ
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَاۤءِيْٓ اِلَّا فِرَارًا
وَاِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ
جَعَلُوْٓا اَصَابِعَهُمْ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ
وَاَصَرُّوْا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًاۚ
5. Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku telah menyeru kaumku siang dan malam,
6. tetapi seruanku itu tidak menambah (iman)
mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).
7. Dan
sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan
bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan
diri.
Sebagai Rasul utusan Allah, Nabi Nuh a.s tidak pernah meyerah, tidak peduli
apapun perlakuan dan jawaban orang-orang kafir beliau terus berusaha
menyampaikan wahyu Allah. Allah swt. berfirman dalam QS. Hud/11: 25-31:
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اِنِّيْ
لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۙ
اَنْ لَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۖاِنِّيْٓ اَخَافُ
عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ اَلِيْمٍ
فَقَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ مَا
نَرٰىكَ اِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرٰىكَ اتَّبَعَكَ اِلَّا الَّذِيْنَ هُمْ
اَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِۚ وَمَا نَرٰى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍۢ بَلْ
نَظُنُّكُمْ كٰذِبِيْنَ
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ
مِّنْ رَّبِّيْ وَاٰتٰىنِيْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِهٖ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْۗ
اَنُلْزِمُكُمُوْهَا وَاَنْتُمْ لَهَا كٰرِهُوْنَ
وَيٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًاۗ اِنْ
اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ
اِنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ
وَيٰقَوْمِ مَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ
طَرَدْتُّهُمْ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ
وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ اِنِّيْ مَلَكٌ وَّلَآ اَقُوْلُ
لِلَّذِيْنَ تَزْدَرِيْٓ اَعْيُنُكُمْ لَنْ يُّؤْتِيَهُمُ اللّٰهُ خَيْرًا ۗ
اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۚاِنِّيْٓ اِذًا لَّمِنَ
الظّٰلِمِيْنَ
25. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya, (dia berkata), “Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata
bagi kamu,
26. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku
benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat pedih.”
27. Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari
kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa)
seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan
orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu
memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah
orang pendusta.”
28. Dia (Nuh) berkata, ”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya,
sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk
menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?
29. Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta
kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan
aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka
akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang
bodoh.
30. Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan
menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Tidakkah kamu mengambil
pelajaran?
31. Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku
mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak
mengetahui yang gaib, dan tidak (pula) mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah
malaikat, dan aku tidak (juga) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh
penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah
lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku
benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.”
Semua seruan Nabi Nuh a.s itu teryata tidak memberikan pengaruh bagi
orang-orang kafir, berbagai ejekan dan cemoohan dihadapai Nabi Nuh a.s, bahkan
setiap kali Nabi Nuh a.s memberikan peringatan akan datangya azab, mereka
mengatakan akan sanggup mencegah akan datangnya azab itu, dan bahkan mereka
justru menyuruh Nabi Nuh a.s mendatangkan azab itu jika Nabi Nuh memang orang
yang benar. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Hud/11: 25-32:
قَالُوْا يٰنُوْحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَاَ كْثَرْتَ
جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ
قَالَ اِنَّمَا يَأْتِيْكُمْ بِهِ اللّٰهُ اِنْ شَاۤءَ وَمَآ
اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ
32. Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau
telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap
kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu
termasuk orang yang benar”
33. Dia (Nuh) menjawab, “Hanya Allah yang akan
mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat
melepaskan diri.”
Setelah sekian lama berdakwa dan mendapatkan hinaan dari kaumnya yang
kafir, maka datanglah suatu hari ketika Allah memberi tahu Nabi Nuh, bahwa di
antara umatnya tidak akan ada lagi bertambah orang yang beriman. Allah juga
memberitahunya supaya dia tidak bersedih karena hal itu. Allah kemudian memberi
tahunya bahwa mereka akan ditenggelamkan oleh angin taufan dan banjir besar
yang akan dikirim Allah. Allah telah memutuskan umat Nabi Nuh a.s akan
dibinasakan. Lalu Nabi Nuh, setelah yakin bahwa sudah tidak ada harapan lagi bagi
umatnya untuk bertobat, beliau kemudian berdoa, sebagaiamana dalam QS.Nuh/71:
26-28:
وَقَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ
الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَلَا
يَلِدُوْٓا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ
بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ
اِلَّا تَبَارًا ࣖ
26. Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah
Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas
bumi.
27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka
tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan
melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.
28. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan
siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman
laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang
zalim itu selain kehancuran.”
Kemudian Sebelum azab banjir diturunkan, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk
menanam banyak pohon. 40 tahun setelah Nabi Nuh menanamnya, pohon itupun tumbuh
dan menyebar kesegala arah, mennurut riwayat tinggi pohon itu setelah ditanam
selama 40 tahun adalah 300 hasta. Setelah itu Allah memerintahkannya untuk
menebang dan menggunakan pohon itu untuk membangun bahtera (kapal),
sebagaiamana Allah berfirman dalam QS. Hud/11: 37:
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا
تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ
37. Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan
petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
Nabi Nuh a.s membangun bahtera tersebut di luar kota, jauh dari laut, di
atas gunung yang tinggi. Beliau mengumpulkan kayu dan peralatan siang dan malam
untuk membangun bahtera tersebut. Karena tempat yang jauh dari laut, maka
orang-orang kafir mulai mengolok-oloknya. Mereka berkata “wahai Nuh! Apakah
sekarang menjadi tukang kayu lebih menarik bagimu dibanding kenabian? Apakah pikiranmu
sudah tidak waras? Mengapa engkau membangun bahtera sejauh ini dari laut? Apakah
engkau akan menyeretnya ke air laut atau angin akan membawanya untukmu?” Nabi
Nuh a.s menjawab “Kalian akan mengetahui siapa sebenarnya yang dipermalukan dan
menderita nanti”. Sebagaimana Allah swt. berfirman dalam QS. Hud/11: 38-39:
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ
مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا
نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ
فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ
يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
38. Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap
kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh)
berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana
kamu mengejek (kami).
39. Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang
akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang
kekal.”
Setelah Nabi Nuh a.s selesai membuat bahtera (kapal), Nabi Nuh duduk diam
dan menunggu perintah dari Allah swt. Nabi Nuh kemudian mendapatkan wahyu dari
Allah, yang mengatakan kepadanya, jika air secara tiba-tiba menyembur dari
tungku di dapur rumahnya, maka itu ada sebuah tanda bahwa banjir besar akan
segera dimulai, dan Nabi Nuh mesti bergegas. Hari yang mengerikan itu akhirnya
tiba, ketika tungku di rumah Nabi Nuh menyemburkan air. Nabi Nuh bergegas untuk
mempersiapkan bahtera dan memanggil orang-orang yang beriman yang menjadi
pengikutnya. Beliau juga membawa sepasang jantan dan betina dari setiap jenis
hewan atas perintah Allah. Allah swt berfirman dalam QS. Hud/11: 40:
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ
قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ
سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ
40. Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur
(dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal
itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga)
keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan
pula) orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh
hanya sedikit.
Setelah Nabi Nuh dan semua yang
dibawa olenya telah masuk kedalam bahtera, maka mata air dari kedalaman yang
sangat dalam digerakkan dan gerbang surga dibuka, sehingga air dari bawah terus
menyembur keluar ke atas, dan air dari atas terus turun membanjiri bumi. Sebagaiamana
firman Allah swt. dalam QS. Al-Qamar/54: 11-12:
فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ
وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ
عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ
11. Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan)
air yang tercurah,
12. dan Kami
jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga
(meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan.
Waktu antara Allah menurunkan air sampai bahtera mulai mengarunginya adalah
40 hari 40 malam. Bahtera mengambang di atas air yang terus naik dan semakin
tinggi. Dalam keadaan yang mengerikan itu Nabi Nuh a.s beserta orang-orang yang
beriman berlayar dengan selamat di atas gelombang dahsyat itu. Sedangkan orang-orang
kafir melarikan diri ke puncak gunung untuk mencari tempat yang menurut mereka aman
dari keganasan banjir, tetapi ternyata air menyerang mereka sampai ke atas
puncak yang tertinggi, sehingga mereka tidak dapat berbuat banyak, maka
habislah mereka digulung gelombang yang sangat dashyat. Ketika Nabi Nuh
menyaksikan bahwa ancaman Allah telah menjadi kenyataan, dengan tiba-tiba
beliau melihat putranya yang kafir yang memisahkan diri dari orang-orang yang
beriman, maka Nabi Nuh a.s memanggil putranya itu untuk naik ke atas bahtera,
sebagaiman Allah swt. berfirman dalam QS. Hud/11: 41-43:
۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا
وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى
نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ
مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ
قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ
ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ
بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ
41. Dan dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal)
dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
42. Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke
dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia
(anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke
kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”
43. Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari
perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi
dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk
orang yang ditenggelamkan.
Setelah semuanya telah tenggelam dan
orang-orang zalim telah binasa seluruhnya, maka badai hujanpun berhenti dan
banjirpun mulai menyusut, dan orang-orang yang berimanpun semuanya selamat,
dikatakan dalam riwayat bahwa jumlah orang beriman yang berada di dalam bahtera
itu dan selamat dari azab Allah adalah 80 orang. Kemudian Nabi Nuh yang sempat
sedih karena mengingat kematian anaknya yang kafir beroda kepada Allah. Sebagaimana
Allah swt. berfirman dalam QS. Hud/11: 44-48:
وَقِيْلَ
يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيٰسَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ
وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ
الظّٰلِمِيْنَ
وَنَادٰى
نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ
الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ
قَالَ
يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا
تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ
الْجٰهِلِيْنَ
قَالَ
رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ
ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
قِيْلَ
يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ
مَّعَكَ ۗوَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ
44. Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu
dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah
pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.”
45. Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil
berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan
janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”
46. Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh!
Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh
tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau
ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang
bodoh.”
47. Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak
mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh
belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.”
48. Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan
selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat
(mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan (dalam
kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.”
Demikianlah kisah Nabi Nuh a.s yang diceritakan dalam Al-Qur’an agar dimengerti oleh seluruh umat manusia khusunya umat Islam dan menjadi pelajaran, agar lebih berhati-hati melangkah di permukaan bumi ini, jangan sampai berbuat durhaka dan zholim kepada Allah swt.
Wallahu'allam bishshowab
0 komentar:
Posting Komentar
Segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan.