Nabi Sholeh a.s adalah seorang putra dari
‘Ubaid bin Jabir bin Tsamud, kaumnya bernama Tsamud, nama yang diambil dari
nama kakeknya bernama Tsamur bin Amir bin Iran bin Sam bin Nuh. Mereka tinggal
di Al-Hijr, Jordan, di pegunungan yang diukir dan dipahat dengan indah sehingga
bisa ditinggali dengan aman. Kaum Tsamud mempunyai kehebatan teknologi yang
lebih maju daripada kaum ‘Ad. Kita bisa melihat dengan kemampuan mereka
mengukir gunung batu dan menjadikan gunung sebagai rumah. Mereka juga mempunyai
badan yang besar dan kuat, dan memiliki kekayaan yang melimpah. Nabi Shaleh
juga berasal dari kaum Tsamud, beliau berasal dari keluarga yang kaya raya dan
dihormati oleh masyarakat Tsamud. Mereka telah mempersiapkan Nabi Shaleh untuk
mejadi pemimpin mereka.
Setelah apa yang terjadi atas kaum ‘Ad,
syaitan sekali lagi berhasil menghasut hati manusia dan berjaya meyesatkan kaum
Tsamud. Kaum Tsamud tidak hanya menyembah berhala tapi mereka juga menyembah
manusia di kalangan mereka sendiri, siapa yang paling kaya dan berkuasa maka ia
akan disembah sebagai dewa. Maka Allah pun memilih Nabi Shaleh sebagai Rasul
dan beliau diperintahkan untuk berdakwa mengajak kaumnya supaya bertakwa kepada
Allah dan meninggalkan sesembahan berhala-berhalanya. Mendengar dakwa Nabi
Sholeh kaum Tsamud terkejut dan berkata “kami telah berharap kepadamu untuk
menjadi pemimpin kami dan kini kamu meminta kami berpaling dari ajaran neneng
moyang kami?” Mereka akhirnya mendustakan, menghina dan mencaci Nabi Shaleh,
dan mereka menuduh beliau sebagai ahli sihir. Nabi sholeh terus mengajak kaum
Tsamud agar bertaubat, jika tidak mereka akan mendapat malapetaka seperti kaum
‘Ad. Kaum Tsamud berkata “malapetaka apakah yang kamu katakan? Rumah kami
gunung batu! Jika ada angin taufan rumah kami tidak akan tebang! Jika hujan
badai rumah kami dapat melindungi kami! Jika gempa, rumah kami tidak akan
runtuh! Begitu sombong mereka terhadap Nabi Shole a.s. Allah swt. berfirman
dalam QS. Hud/11: 61-63:
۞ وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا
اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ
وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ
رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ
قَالُوْا يٰصٰلِحُ قَدْ كُنْتَ فِيْنَا مَرْجُوًّا قَبْلَ
هٰذَآ اَتَنْهٰىنَآ اَنْ نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِيْ
شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ مُرِيْبٍ
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ
مِّنْ رَّبِّيْۗ وَاٰتٰىنِيْ مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ
اِنْ عَصَيْتُهٗ ۗفَمَا تَزِيْدُوْنَنِيْ غَيْرَ تَخْسِيْرٍ
61. dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara
mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan
bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan
(doa hamba-Nya).”
62. Mereka (kaum samud) berkata, “Wahai Saleh!
Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang
di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh
nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan
terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.”
63. Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku!
Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan
diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari
(azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian
kepadaku.
Seruan Nabi Sholeh a.s juga dicantumkan dalam
QS. Al-A’raf/7: 73-76:
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ
اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ
مِّنْ رَّبِّكُمْۗ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ
فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ
اَلِيْمٌ
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ
عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا
وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا
تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ
قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ
لِلَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِمَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ اَتَعْلَمُوْنَ اَنَّ صٰلِحًا
مُّرْسَلٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قَالُوْٓا اِنَّا بِمَآ اُرْسِلَ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
قَالَ الَّذِيْنَ
اسْتَكْبَرُوْٓا اِنَّا بِالَّذِيْٓ اٰمَنْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ
73. Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara
mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan
(sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang
nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu.
Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu
akan mendapatkan siksaan yang pedih.”
74. Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu
khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang
datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi
rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat
kerusakan di bumi.
75. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata
kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di
antara kaumnya, “Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang rasul dari Tuhannya?”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya.”
76. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata,
“Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai.”
Setiap hari pengikut Nabi Sholeh terus bertambah,
hal ini membuat kaum Tsamud semakin dengki kepada Nabi Sholeh a.s. Kemudian
pembesar kaum Tsamud pun berdiskusi tentang bagaiamana cara menjatuhkan Nabi
Sholeh agar para pengikutnya berhenti mempercayai perkataan Nabi Sholeh a.s.
Setelah berdiskusi merekapun mendatangi Nabi Sholeh a.s dan berkata “bukankah
kamu mengaku seorang Rasul Allah? Kalau begitu coba buktikan kerasulanmu kepada
kami semua, kami meminta kepadamu agar kamu mengeluarkan seekor unta betina
dari batu, dan unta itu haruslah unta yang hamil 10 bulan, berbulu lebat warna
merah, boleh meminum semua air di lembah, dan boleh menghasilkan susu untuk
seluruh masyarakat di kota.” Mereka menyebut perkara-perkara yang mustahil
karena mereka tidak menganggap serius, hanya sekedar melawak, dan mereka yakin
Nabi Sholeh a.s pasti tidak bisa melakukannya. Nabi Sholeh berkata “jika aku
membawa unta ini kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab “Ya”
Tiba hari yang dijanjikan seluruh kaum Tsamud
berkumpul di hadapan batu besar. Nabi Sholeh kemudian berdoa kepada Allah untuk
menurunkan petunjuk, kemudian batu itupun terbela dua maka keluarlah seekor
unta betina yang sangat besar dan sesuai dengan kriteria yang dikatan para
orang kafir dari kalangan kaum Tsamud. Melihat mukjizat Nabi Sholeh itu, Kaum
Tsamud pun terbagi menjadi dua kelompok, ada yang mengaku percaya kepada Nabi
Sholeh dan ada yang menuduh Nabi Sholeh menggunakan ilmu sihir. Nabi Sholeh pun
berpesan kepada kaum Tsamud bahwa “unta ini akan hidup bersama kalian, maka
biarkanlah ia, jangan kalian berlaku jahat kepadanya dan jangan kalian
membunuhnya, karena jika kalian melakukannya maka azab Allah pasti akan turun
menimpa kalian.”
Akibat kejadian ini kaum Tsamud semakin gelisa
dan takut kalau kedudukannya akan jatuh, dikarenakan setiap harinya pengikut
Nabi Sholeh semakin bertambah diakibatkan karena untah tersebut. Terlebih lagi
ketika unta itu melahirkan anaknya maka orang yang beriman semakin beriman, dan
pengikutnyapun semakin bertambah dan orang-orang kafir semakin membencinya. Karena
kebencian kaum Tsamud, akhirnya mereka membunuh untah itu, maka azab Allah pun
datang membinasakan mereka semua. Allah berfirman dalam QS. Asy-Syu’ara’/26:
142-159:
اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ صٰلِحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ
اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ
فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ
وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۚ اِنْ اَجْرِيَ
اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ
اَتُتْرَكُوْنَ فِيْ مَا هٰهُنَآ اٰمِنِيْنَ ۙ
فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ
وَّزُرُوْعٍ وَّنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيْمٌ ۚ
وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ
فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ
وَلَا تُطِيْعُوْٓا اَمْرَ الْمُسْرِفِيْنَ ۙ
الَّذِيْنَ يُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ
قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِيْنَۙ
مَآ اَنْتَ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ فَأْتِ بِاٰيَةٍ
اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ
قَالَ هٰذِهٖ نَاقَةٌ لَّهَا شِرْبٌ وَّلَكُمْ شِرْبُ
يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۚ
وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ
يَوْمٍ عَظِيْمٍ
فَعَقَرُوْهَا فَاَصْبَحُوْا نٰدِمِيْنَ ۙ
فَاَخَذَهُمُ الْعَذَابُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً
ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ ࣖ
142. Ketika saudara mereka Saleh berkata kepada
mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
143. Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu,
144. karena itu bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku.
145. Dan aku tidak meminta sesuatu imbalan
kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
146. Apakah kamu (mengira) akan dibiarkan tinggal
di sini (di negeri kamu ini) dengan aman,
147. di dalam kebun-kebun dan mata air,
148. dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma
yang mayangnya lembut.
149. Dan kamu pahat dengan terampil sebagian
gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah;
150. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku;
151. dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang
yang melampaui batas,
152. yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak
mengadakan perbaikan.”
153. Mereka berkata, “Sungguh, engkau hanyalah termasuk
orang yang kena sihir;
154. engkau hanyalah manusia seperti kami; maka
datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau termasuk orang yang benar.”
155. Dia (Saleh) menjawab, “Ini seekor unta
betina, yang berhak mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak
mendapatkan minum pada hari yang ditentukan.
156. Dan jangan kamu menyentuhnya (unta itu)
dengan sesuatu kejahatan, nanti kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”
157. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka
merasa menyesal,
158. maka mereka ditimpa azab. Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak
beriman.
159.
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.
Juga diterangkan pada firman Allah dalam QS.
Al-‘Araf/7: 77-79:
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ اَمْرِ رَبِّهِمْ
وَقَالُوْا يٰصٰلِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ
جٰثِمِيْنَ
فَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰقَوْمِ لَقَدْ
اَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّيْ وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُحِبُّوْنَ
النّٰصِحِيْنَ
77. Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan
berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Saleh!
Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul.”
78. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan
mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.
79. Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan
mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat
Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang
yang memberi nasihat.”
Kemudian diterangkan pula dalam QS. Al-Hijr/15: 80-84:
وَلَقَدْ كَذَّبَ اَصْحٰبُ الْحِجْرِ الْمُرْسَلِيْنَۙ
وَاٰتَيْنٰهُمْ اٰيٰتِنَا فَكَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَۙ
وَكَانُوْا يَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا
اٰمِنِيْنَ
فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِيْنَۙ
فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَۗ
80. Dan sesungguhnya penduduk negeri Hijr
benar-benar telah mendustakan para rasul (mereka),
81. dan Kami telah mendatangkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya,
82. dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung
batu, (yang didiami) dengan rasa aman.
83. Kemudian mereka dibinasakan oleh suara keras yang
mengguntur pada pagi hari,
84. sehingga tidak berguna bagi mereka, apa yang
telah mereka usahakan.
Demikianlah kaum Tsamud yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya,
dibinasakan oleh Allah dengan gempah dan suara guntur yang begitu dahsyat yang
melendakkan telinga mereka sehingga mereka semua binasa. Nabi Shaleh a.s berpindah
bersama para pengikutnya ke palestina di kota Ramla dan tinggallah Nabi Sholeh a.s di kota tersebut hingga beliau wafat.
Hingga sekarang gunung-gunung tempat tinggal kaum Tsamud dahulu masih
berdiri kokoh di atas bumi Jordan (dapat dilihat di google dengan kata kunci
Petra Jordan). Peninggalan ini adalah sebagai bukti pelajaran sekaligus
peringatan kepada kita semua agar senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. dan
jangan sekali-kali kita mendurhakainya karena sesungguhnya kita adalah milik Allah
dan akan kembali kepada Allah.
Wallahu’allam Bishshowab
1 komentar:
Siapakah nama ibu nabi saleh
Posting Komentar
Segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan.